Pantai Watu Dodol Banyuwangi

Pantai Watu Dodol Banyuwangi
Pantai Watu Dodol letaknya sekitar 2 km dari Pelabuhan Ketapang. Letaknya ada di bagian tepi jalur Pantura di antara wilayah Banyuwangi dan Situbondo.

Gambar pantai watu dodol banyuwangiGambar pantai watu dodol banyuwangi

Dengan menggunakan transportasi pribadi maupun transportasi umum, pengunjung bisa memilih rute yang cepat sampai ke tempat wisata ini. Jika menggunakan transportasi pribadi, maka bisa menempuh perjalanan untuk menuju Jl. Situbondo-Banyuwangi.

Watu Dodol namanya–sebuah spot unik di perlintasan antara Banyuwangi dan Situbondo. Fungsinya memang hanya sebagai landmark kedua daerah tersebut. Selain itu merupakan tujuan wisata dengan berbagai atraksi menarik.

Keberadaan Watu Dodol sudah lama terkenal terutama di kalangan penduduk sekitar. Kehadiran batu berukuran masif itu lengkap dengan aneka kisah dan mitos yang menyelimuti. Terlepas dari itu, keindahan alam di sekitarnya tidak mungkin dikesampingkan. Tempat ini tidak pernah sepi dari wisatawan yang mencari rekreasi murah-meriah.

Tiket Masuk
Watu Dodol adalah tujuan wisata murah-meriah bagi warga Banyuwangi dan sekitarnya. Hal ini karena tidak adanya biaya tiket untuk menikmati kawasan rekreasi. Pengunjung tidak dikenai tarif tiket masuk. Cukup siapkan dompet untuk parkir kendaraan, wisata kuliner, atau menaiki perahu.

Jika sering berkunjung ke daerah Banyuwangi atau Situbondo, Watu Dodol bisa jadi pemandangan yang sudah familiar. Objek wisata ini merupakan tempat bersejarah sekaligus salah satu kawasan wisata favorit.

Letaknya berada di tengah lintasan jalur pantura antara Situbondo dan Banyuwangi. Sehingga sering menjadi salah satu persinggahan bagi yang sedang menempuh perjalanan.

Watu Dodol adalah monumen batu besar yang berada di tengah Jalan Situbondo – Banyuwangi. Batu yang diliputi cerita mistis dan angker ini ternyata merupakan salah satu destinasi wisata andalan. Terlebih bagi yang ingin menikmati suasana rekreasi tanpa biaya sepeserpun. Memangnya ada apa sih di kawasan wisata ini?

Pantai Watudodol Banyuwangi
Pantai Watudodol Banyuwangi

Sejarah Dan Misteri Batu

Bongkahan batu yang tidak bisa dihancurkan
Sisa bongkahan batu yang menjadi ‘syarat’ agar proyek jalan bisa dilanjutkan – Foto: Google Maps/Stephanus Boerhan
Banyak yang berasumsi nama ‘dodol’ berasal dari wujud batu yang menyerupai kudapan tersebut. Ternyata, asal-usul nama tersebut bukan berasal dari nama makanan. Namun nama ‘Dodol’ yang dimaksud memiliki arti ‘bongkar’. Istilah ini berasal dari sejarah keberadaan batu itu sendiri.
Watu Dodol awalnya merupakan batu berukuran sangat besar. Pada saat zaman pendudukan Belanda, batu ini menjadi penghalang bagi proyek jalan. Jalan ini rencananya sebagai jalur tembusan ke Banyuwangi. Maka saking besarnya batu tersebut, pihak Belanda kewalahan untuk menghancurkannya.

Belanda akhirnya meminta bantuan tokoh masyarakat Banyuwangi saat itu yaitu Ki Martojoyo. Konon batu itu sangat sulit disingkirkan karena keberadaan makhluk halus. Ki Martojoyo menjadi negosiator agar tercapai kesepakatan.

Para makhluk halus itu kemudian memberi syarat agar batu tidak dihancurkan seluruhnya. Batu tersebut harus tersisa sebagai semacam monumen. Akhirnya, terciptalah Watu Dodol yang merupakan sisa bongkaran batu besar itu. Secara keseluruhan, batu ini memiliki tinggi sekitar 10 meter dan diameter 15 meter.

"Watu Dodol" - Google Berita

Puluhan Tukik Dilepasliarkan di Pantai Watudodol Banyuwangi - detikcom Baca Selengkapnya

Berlabuh di Surga Tropis: Eksplorasi Keajaiban Pantai Banyuwangi - Viva.co Baca Selengkapnya

Apa Saja Pesona Khusus yang Melekat di Banyuwangi? Batik Air ... - Koran Makassar Baca Selengkapnya

Banyuwangi Punya 99 Desa Wisata, 3 Di Antarnya Masuk Kategori Maju - Liputan6.com Baca Selengkapnya

Dinas Perikanan Gelar Jaring Aspirasi Pokmaswas dan KUB se ... - Bidik Nasional Baca Selengkapnya

Grand Watu Dodol Banyuwangi Punya Miniatur Ekosistem Biota Laut, Anak-Anak Tak Perlu Lagi Snorkeling - Radar Banyuwangi - Radar Banyuwangi Baca Selengkapnya

Mengayuh Cerita Menuju Barat - Kompasiana.com - Kompasiana.com Baca Selengkapnya

Edukasi kemaritiman coral house di Banyuwangi - ANTARA FOTO Baca Selengkapnya

Ikon Banyuwangi yang Rumornya Dihuni Beberapa Jin - Kilas Jatim Baca Selengkapnya

50+ Arane Pagawean atau Nama Pekerjaan dalam Bahasa Jawa - detikcom Baca Selengkapnya

Pulau Tabuhan, Surga Tersembunyi di Selat Bali Banyuwangi - Bratapos.com Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Hotel Dekat Pelabuhan Ketapang Banyuwangi - detikcom Baca Selengkapnya

Aksi Heroik Kakek 56 Tahun Sambut Hari Pahlawan Berenang di Selat Larantuka - Liputan6.com Baca Selengkapnya

4 Rekomendasi Hotel View Pantai di Banyuwangi, Keindahannya Bikin Betah! - Yoursay.ID Baca Selengkapnya

Diawali Doa Bersama di Gedung Tua Pantai Boom, Balapan Tour of Kemala Diikuti 1.400 Peserta se Indonesia - Radar Banyuwangi - Radar Banyuwangi Baca Selengkapnya

Gambar pantai watu dodol banyuwangiGambar pantai watu dodol banyuwangi

Watu Dodol

Sumber : id.wikipedia.org


Kawasan Wisata Pantai Watu Dodol merupakan pintu masuk ke Kabupaten Banyuwangi dari wilayah Kabupaten Situbondo. Nama Watu Dodol sendiri merujuk kepada sebuah batu besar setinggi 6 meter yang berlokasi tepat di antara kedua ruas jalan raya. Lokasi kawasan wisata ini sekitar 5 kilometer dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Etimologi

Dalam bahasa Jawa, Watu memiliki arti Batu. Istilah Dodol dapat diartikan sebagai jenang. Jenang Dodol dapat merujuk kepada makanan manis berbentuk persegi seukuran kelingking. Dodol juga dapat berupa makanan dari ketan yang ditumbuk, dibentuk lonjong seukuran telapak tangan, kemudian digoreng.

Keunikan wisata Watu Dodol

Pantai Watudodol dengan Patung Gandrung

Watu Dodol

Watu Dodol merupakan batu karang berwarna hitam yang sangat keras serta memiliki bentuk yang unik, yaitu bagian atasnya lebih besar daripada dasarnya. Pada bagian selatan sisinya, tumbuh sebatang pohon kelor yang menambah keunikan batu tersebut. Meskipun dulu terlihat angker, tetapi kini Watu Dodol terlihat asri karena dihiasi taman sebagai jalur hijau.

Patung gandrung

Patung Gandrung (tarian khas Banyuwangi) dengan tulisan Selamat Datang di Kabupaten Banyuwangi menjadi penghias gerbang masuk ke Kabupaten Banyuwangi.

Sumur air tawar

Sumur air tawar berlokasi di area Pantai Watu Dodol. Penduduk setempat membatasinya dengan dinding yang terbuat dari batu. Air tawar yang dikeluarkan dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.

Gua Jepang

Gua Jepang digunakan sebagai benteng pertahanan pada masa Perang Dunia II serta digunakan untuk mengawasi setiap kapal yang melintasi Selat Bali. Gua tersebut menghubungkan pintu gua dari sisi bukit menuju ke pintu gua di puncaknya. Kondisi gua kini kurang terawat dan tertutupi semak-semak sehingga sulit untuk ditemukan, kecuali bagi orang yang sudah mengetahui dengan pasti lokasinya.

Wisata dan peristirahatan tepi pantai

Perahu yang dapat disewa di Grand Watu Dodol.

Pantai Watu Dodol dilengkapi tempat peristirahatan sementara bagi pengendara yang melintasi jalur Situbondo-Banyuwangi. Kawasan wisata pantai ini dilengkapi fasilitas parkir yang luas, warung-warung yang menyediakan makanan khas Banyuwangi, toko-toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dan telepon seluler, kamar mandi bagi wisatawan yang bermain di pantai, dan persewaan perahu nelayan untuk ke tengah laut. Lokasi pantai cukup rindang karena banyak ditumbuhi pepohonan. Selain dibatasi laut di sebelah timur, lokasi wisata juga langsung berbatasan dengan bukit dan hutan, serta dekat dengan lokasi Watu Dodol.

Makam di puncak bukit

Makam di Watu Dodol pada Tahun 2011
Kuil Tu Di Gong di samping makam

Terdapat sepasang makam pada puncak bukit yang berlokasi tepat di belakang pantai Watu Dodol (sisi barat Watu Dodol). Sepasang makam tersebut dikeramatkan oleh berbagai kalangan, yaitu para penduduk setempat maupun orang-orang dari luar daerah Banyuwangi. Tidak jarang ada beberapa orang yang bertapa di lokasi makam tersebut.

Kondisi makam terawat baik. Sebuah kanopi bergaya China serta lantai bertegel putih menambah kebersihan dan keindahannya. Untuk masuk ke lokasi makam, disediakan tempat parkir luas yang dapat memuat belasan mobil. Jalan masuk menuju makan dibangun dengan batu serta kavling untuk mempermudah perjalanan pengunjung.

Pengunjung dapat menikmati pemandangan laut serta Watu Dodol dari puncak bukit, atau menikmati keasrian hutan yang dipenuhi satwa liar di sisi yang lain.

Ciri khas budaya China kembali ditunjukkan dengan adanya sebuah kuil kecil di sisi makam yang ditujukan kepada Dewa Bumi Tu Di Gong serta dilengkapi wadah untuk menancapkan hio.

Upacara Puter Kayun

Upacara atau Ritual Puter Kayon merupakan sebuah festival penduduk setempat yang biasa dilakukan seusai Lebaran. Upacara tersebut merupakan perwujudan syukur penduduk setempat karena dapat melaksanakan Lebaran serta mengenang jasa Buyut Jakso, sesepuh yang pertama kali membuka Kampung Boyolangu. Upacara dimulai dengan mengarak tumpeng dan sesajian dari Boyolangu ke Pantai Watu Dodol. Sesajian selanjutnya dilarungkan ke laut sementara Tumpeng dimakan bersama-sama.

Hotel dan restoran

Lokasi Watu Dodol berdekatan dengan Pelabuhan Ketapang sehingga sering kali menjadi tempat peristirahatan bagi para pelancong yang hendak menuju atau dari Pulau Bali. Hotel yang terdapat di Kawasan Wisata Watu Dodol adalah Hotel Watu Dodol. Restoran yang berada di lokasi Kawasan Wisata Watu Dodol adalah Restoran Melaties.

Legenda

Kawasan Wisata Watu Dodol terkenal akan berbagai legenda mistisnya yang turut menarik perhatian wisatawan untuk datang.

Nama Watu Dodol

Pada masa Blambangan diperintah oleh Minak Jinggo, sempat terjadi peperangan antara pasukan Blambangan dengan Majapahit. Pasukan Blambangan mengalami kekalahan sehingga banyak yang melarikan diri menuju pantai di utara.

Seorang prajurit Blambangan membawa bekal berupa jadah (sejenis dodol, yaitu jenang ketan berbentuk lonjong seukuran telapak tangan). Saat beristirahat di tepi pantai, bekal yang ia bawa tertinggal. Dodol tersebut akhirnya berubah menjadi Watu Dodol.

Chen Fu Zhen Ren

Chen Fu Zhen Ren adalah seorang arsitek yang memenuhi sayembara Raja Mengwi untuk membangun sebuah taman kerajaan dalam kurun waktu tertentu. Namun, hingga tiga hari dari batas waktu yang ditentukan, arsitek tersebut belum membangun apa-apa. Selama ini Raja Mengwi terus memberinya peringatan, tetapi sang arsitek terlihat acuh. Pada malam pada hari ketiga sebelum batas waktu berakhir, tiba-tiba saja taman istana yang sangat indah muncul begitu saja.

Semua orang terkejut. Raja Mengwi memerintahkan untuk menangkap sang arsitek karena takut. Pada malam harinya, dua orang prajurit yang ditugaskan menjaga sang arsitek membawanya kabur ke Blambangan karena mereka menganggap sang arsitek sebenarnya tidak bersalah apa-apa. Tidak seberapa jauh, pelarian mereka diketahui dan mereka dikejar hingga menyeberangi Selat Bali. Kedua prajurit tersebut bertempur mati-matian melindungi sang arsitek dan akhirnya tewas, sementara sang arsitek yang terkepung berubah menjadi batu berukuran besar dengan bentuk aneh, yaitu bagian atasnya lebih besar dari bawahnya. Penduduk setempat memakamkan kedua prajurit di puncak bukit di dekat Watu Dodol (makamnya masih sering dikunjungi hingga sekarang oleh berbagai kalangan kepercayaan dan agama), sementara batu besar itu disebut Watu Dodol dan masih dikeramatkan hingga sekarang.

Kyai Semar

Legenda ini diperkirakan bukan berasal dari masyarakat setempat (orang Using - penduduk asli Blambangan) karena mereka tidak mengenal pewayangan. Dikisahkan bahwa Semar berjualan di pantai Watu Dodol, tetapi bahan yang ia jual terguling. Berasnya yang tumpah menjadi hamparan pasir putih, sementara pikulan kayunya terlempar dan menancap di sela-sela Watu Dodol. Pikulan kayu tersebut tumbuh menjadi Pohon Kelor. Konon kayu kelor dapat menghilangkan segala ilmu kanuragan jika bersentuhan dengannya. Bekal air minum Kyai Semar yang tumpah menjadi air tawar yang mengalir di bibir pantai.

Pasukan Jepang berusaha memindahkan Watu Dodol

Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia, pasukan Jepang pernah berupaya untuk memindahkan Watu Dodol karena mengganggu transportasi mereka. Puluhan orang dikerahkan untuk memotong Watu Dodol agar lebih mudah dipindahkan, tetapi ternyata tidak membawa hasil. Saat hendak digulingkan dengan ditarik kapal, ternyata Watu Dodol tetap bergeming, malah konon kapal yang menarik akhirnya tenggelam.

Perbaikan jalan Situbondo-Banyuwangi

Awalnya Watu Dodol terletak di sisi Timur jalan yang menghubungan Situbondo dengan Banyuwangi. Pada saat dilakukan pelebaran jalan, pemerintah setempat bermaksud memindahkan lokasi Watu Dodol yang menjadi ikon wisata daerah tersebut. Hal itu disebabkan pelebaran jalan lebih memungkinan dilakukan pada sisi timur, karena sisi barat jalan merupakan sebuah bukit. Setelah susah payah mendongkrak dan menggulingkan Watu Dodol, keesokan harinya Watu Dodol kembali tertancap di tempat semula. Setelah kejadian tersebut, Watu Dodol tidak pernah diganggu lagi. Itulah sebabnya kini Watu Dodol berada di tengah dua ruas jalan. Pemerintah setempat memperindah situs tersebut dengan menambahkan taman kecil di sekelilingnya.

Makam dua Putri

Seorang penganut aliran Kejawen yang bertapa di kawasan makam Watu Dodol pada tahun 2012 menceritakan bahwa ia memperoleh penglihatan. Dalam penglihatan itu, ia ditunjukkan bahwa sepasang makam keramat di kawasan Watu Dodol merupakan makam sepasang putri kerajaan yang diungsikan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *